Jumat, 20 Februari 2009

Bali, Bali, ke Bali yuk..!!

Sabtu, 14 Juli 2007, untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Pulau Dewata. Waktu itu aku pergi sama kawan” Geografi, izin dari KKN coz ada rapat koordinasi Ikatan Mahasiswa Geografi Regional Jawa Bagian Timur di Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSA), Singaraja.

Sebulan kemudian aku bekpek-an lagi. Tepatnya 24 Agustus 2007. Masih ke Bali, tapi sama kawan-kawan KKN. Kami pergi berdelapan, cewek semua lagi! Kami niat banget ke Bali soalnya selama KKN kasarnya kami gak pernah refreshing kemana-mana (batal ke Ijen pula, hiks!!).

Kami pikir masak hampir setiap hari yang diliat pulaunya doank, padahal tinggal nyebrang. Terserah deh ke Bali naik apa, tidur di mana, dan ke mana aja. Yang penting bisa jalan-jalan di Bali! Habis nunggu terencana dan terorganisir kayaknya ribet banget. Dan itu pun ternyata bikin keributan di KKN-an. Kami baru dapat izin sehari sebelum balik ke Malang. Dengan kebersamaan, semangat 45, dan iringan lagu Kemesraan dan Lembayung Bali, kami pun travelling dengan riang. Bikin iri Mba Wowon, anak KKN WAJAR di Banyuwangi juga tapi beda kecamatan coz mereka gak ada acara kemana-mana after kerja keras selama lebih dari dua bulan.

Kami nyebrang nebeng salah satu feri (kapalnya bagus dan bersih). Kok nebeng?
Soalnya kami naik gratisan :p Kebetulan salah satu kawanku kenalan sama pemiliknya waktu cari dana buat seminar KKN kami. Nah, beliau nawarin kalau mau ke Bali hubungin aja biar bisa nyebrang gratisan, hHe... Kami pun akhirnya berlarian sampai diliatin orang-orang di pelabuhan karena waktu kami datang ferinya udah mau berangkat ^.^v

Di Gilimanuk, di pos pemeriksaan orang –orang yang mau masuk-keluar Bali, kawanku yang gak bisa liat polisi muda dikit aja (ayahnya polisi, mantan Co.nya juga) langsung sempatin kenalan sama para polisi yang jaga di sana. Tambah kenalan gitu deh. Hitung-hitung kalau kami kenapa-kenapa di sana ada orang yang bisa dikontak :)
Kami ke Denpasar naik bis. Berkat dia juga ongkos bis kami cuman 15 ribu (cowok-cowok dari Yogya yang satu bis sama kami cuman berhasil nawar sampai angka 18 ribu). Sepanjang perjalanan, namanya sekumpulan cewek, eror lagi! Pastilah rame. Cowok-cowok dari Yogya yang duduk di depan kami aja sampai ketawa, heran, plus takjub waktu diceritain apa motif dan tujuan kami ke Bali. Sayang lagi-lagi aku gak sempat nikmatin matahari tenggelam di Kuta gara-gara sampainya kemalaman. Jadi sesampainya di Ubung, kami langsung carter angkot ke kontrakannya kawan yang udah beberapa tahun tinggal di sana.

Berhubung udah malam, capek, gak dapat motor sewaan, akhirnya kami cuman nonton tv (yang selama di KKN-an jadi barang mahal coz posko kami gak ada tv-nya). Besoknya, setelah subuhan kami jalan kaki dengan tujuan pantai Sanur, mau liat matahari terbit. Karena cukup jauh, kami sampai saat hari sudah terang. Itupun gak persis di pantai Sanurnya. Sempat sedih coz kami pikir ketinggalan matahari terbit, baru mau selonjoran kaki di pasir pantai tiba-tiba matahari perlahan naik di ufuk barat. Well, rezeki kami mungkin. Kami pun kegirangan gak jelas kayak gak pernah lihat matahari selama setengah tahun (kayak di kutub aja!).

Setelah puas, kami pun kembali berjalan kaki menelusuri jalanan Sanur. Lagi-lagi kami gak dapat motor sewaan (buat turis domestik rada sulit ya?! Atau kebetulan aja kami gak dapat coz lagi musim turis datang ke Bali?). Kami pun mutusin carter angkot ke Sukowati (tujuan utama tentunya beli bed cover!). Sebenarnya sih belum puas blanja. Berhubung waktu mepet coz kami harus sampai di Banyuwangi sebelum malam, kami pun harus bergegas (apalagi jadwal kami udah molor gara-gara cari motor sewaan dan keasikan blanja di Sukowati ^-^).

Untungnya selama diperjalanan kami ngontak dosen yang ditugasin buat jemput rombongan KKN. So, walau telat-telat dikit kami gak kena marah. Beliau maklum kalau kami minta waktu buat refreshing setelah kerja keras. Alhamdulillah kami selamat selama travelling. Karena pulang-pergi Bali nyebrang gratisan, tidur gratisan di kontrakan kawan, pulang dari Bali kami bawa banyak kresek dengan bawa duit pembagian hasil kerja keras di KKN-an yang terbilang pas-pasn, akhirnya kami istilahkan travelling kami dengan nama wisata kresek. Yach, sedikit di bawah level wisata ala ransel lah ^.^v.

Inilah hidup. Selagi masih bisa buy experience (walau kayaknya susah tuk sekalian ngelepas buy things, hHe...), kenapa gak. Apalagi kalau jarang-jarang bisa dilakuin. Well, kapan lagi yach aku bisa kayak itu?!

0 komentar: