Senin, 10 Desember 2007

PROFIL DESA PESUCEN


Desa Pesucen adalah desa tempat aku dan rekanku Heny pendataan. Oich, aku belum cerita kalau kami satu kelompok 20 orang. Berhubung kami bertugas di 9 wilayah, jadi satu wilayah ditugaskan 2 orang. Khusus di Kelurahan Kalipuro 4 orang, 2 orang pendataan, 2-nya lagi monitoring. Sebenarnya ada sih cerita mengenai asal muasal Desa Pesucen, tapi tidak aku ketik waktu bikin profil kelurahan/desa di bahan seminar hasil KKN. Fotokopian Profil Desa Pesucen juga gak kubawa, ada di dalam kardus berisi berkas-berkas KKN :( So, seadanya aja yach...
Keadaan Umum Wilayah Desa
Luas Wilayah
Luas total wilayah: 429,23 Ha
Terdiri dari:
- Luas tanah persawahan: 217,36 Ha
- Luas kebun campuran: 95,31 Ha
- Luas tanah perumahan: 41,27 Ha
- Luas tanah lainnya: 75,29 Ha
Batas Wilayah Desa
- Utara: Desa Kelir dan Desa Telemung
- Timur: Desa Kelir dan Desa Grogol
- Selatan: Desa Grogol
- Barat: Desa Bulusari
Letak Geografi dan Topografi
- Tinggi tempat: 350 m
- Curah hujan: 250 mm/th
- Suhu rata-rata: 23oC
- Luas daratan: 389,08 Ha
Orbitasi
Jarak dari pusat pemerintahan:
- Dari kecamatan: 6 Km
- Dari ibukota kabupaten: 10 Km
- Dari ibukota Propinsi: 300 Km
Waktu tempuh dari pusat pemerintahan:
- Dari kecamatan: ¼ jam
- Dari ibukota kabupaten: ½ jam
- Dari ibukota Propinsi: 7 jam
Pembagian Wilayah Desa
Desa Pesucen dipimpin oleh Pak Ma’sum Hasby, terbagi menjadi 3 dusun, 8 RW, dan 22 RT dengan rincian:
- Dusun Krajan terdiri dari 3 RW dan 10 RT. Kepala dusunnya adalah Pak Amri.
- Dusun Padang Baru terdiri dari 2 RW dan 6 RT. Kepala dusunnya adalah Pak Ashari.
- Dusun Bangun Rejo terdiri dari 3 RW dan 6 RT. Kepala dusunnya adalah Pak Abdul Hamid.
Sedikit cerita mengenai Desa Pesucen, waktu pertama aku ke Pesucen, ternyata wilayahnya tidak terlalu jauh dengan ibukota kecamatan, tapi kalau gak punya motor cukup susah, kecuali beruntung bisa ngandol mobil pekap alias pick up. Aku diantar Mad Samis (Mas Samid). Waktu itu kami diberi petunjuk yang gampang untuk menemukan kantor desa. Lewat Kecamatan Giri (jalan yang sebelah kuburan Cina), lurus saja, maka nanti bisa menemukannya. Tapi untuk the first time cukup berat. Shock gitu deh karena jalanannya aspal tapi pecah-pecah. Sepi pula! Tapi benar, lurus saja maka ketemu Desa Pesucen. Lurus saja, terus naik maka akan ketemu Desa Bulusari. Kalau naik terus kalau gak salah sih Perhutani, terus naik-naik ke puncak gunung deh!
Cerita tentang penjelajahan aku dan Heny di Pesucen bisa terbilang lucu, yach walau mungkin cerita kami gak semenegangkan jika berada di Telemung dan Gombengsari, atau mungkin daerah lainnya. Hari pertama kami memulai pendataan disambut dengan hujan. Untungnya Bu Tri, ibu kost kami selama di Pesucen berbaik hati meminjamkan motornya. Setelah hujan cukup reda aku dan Heny berkeliling berbekal peta! Yap, geografi banget... (say it with a map gituh!). Sayangnya petanya tanpa skala, jadi susah menentukan jaraknya. Kami sampai pernah mau ke Bangun Rejo ternyata sudah masuk wilayah Bulusari, mau ke Padang Baru ternyata jalan jauh sampai ke wilayah Kecamatan Giri!
Ada beberapa titik yang cukup ekstrim. Andai gak terlatih bawa motor, terutama bawa motor butut, siap-siaplah mendorong motor anda untuk ’naik-naik ke atas gunung’ atau berbalik arah karena gak berani turun dengan resiko tergelundung, motor rusak, dan badan patah-patah (cukup dihiperbolis sih ini :p Tapi bagi yang gak biasa. Kalau terbiasa sih gak akan kesulitan). Saat mau ke Bangun Rejo untuk pertama kalinya aku dan Heny sempat berbalik arah waktu harus lewat jalan curam, berbatu, dan langsung berkelok tajam. Pernah juga pas mau ke Padang Baru dari daerah Bangun Rejo nemu jalan yang serupa, tapi gak terlalu terjal. Dengan kekuatan ekstra dan alunan do’a aku memberanikan diri lewat, membawa motor dengan perlahan, tapi Heny harus turun, jalan kaki menuruni jalan itu ^.^v. Untung remnya makan. Andai kejadiannya kayak waktu di bulusan, dipinjami motor yang rem tangan dan kakinya blong, badanku mungkin sudah patah-patah akibat menggelundung. Cukup baju baruku robek dengan bonus punggungku lecet. Nyerah aku kalau harus pakai motor tanpa rem lagi, spionnya di kiri pula!! Padahal ternyata ada jalan yang lebih gampang. padahal rumah Pak Kades yang di hari pertama aku datangi itu ternyata sudah masuk dusun Bangun rejo. Duh!
Waktu ke Krajan RT.1 RW.3 mendatangi Siti Maryam, anak yang mau kugiring (tapi ternyata dia tuh muridnya SMP Terbuka Pesucen), untungnya aku lagi gak sama Heny, tapi Taufik (cowok yang tentunya lebih tangguh dan lihai bawa motor dibandingkan kami) karena ternyata untuk mendatangi rumahnya kami harus lewati jurang dan sawah-sawah dulu (katanya sih ada jalan lain, tapi muter lewat desa sebelah). Tegang, nakutin, tapi seru juga! Jalannya berlumut lagi, licin gitu deh jadinya. Daripada kenapa-kenap aku milih turun dari motor dan ngos-ngosan naik turun jurang itu. Tapi walaupun gak ketemu sama Siti Maryam yang ternyata tinggal di rumah mbaknya, jadi hanya ngobrol sama ibunya (itupun aku hanya jadi pendengar coz si ibu ngomong pakai Bahasa Osing), pemandangan di daerah sana cantik banget. Apalagi saat itu sedang panen padi. Sayang aku gak bisa ngabadiin coz baterai kameraku habis :"(
Tapi alhamdulillah beberapa ruas jalan di Dusun Padang Baru dan Bangun Rejo diperbaiki dan di aspal lagi. Aksesbilitas di sana pun jadi lebih nyaman, apalagi dengan pemandangannya yang indah, terutama jika dari Desa Kelir mau ke Desa Pesucen, dari Dusun Krajan ke Dusun Bangun Rejo, atau daerah Dusun Krajan yang lewat jurang itu. Sayangnya selama di Pesucen masih ada beberapa tempat yang belum aku dan Heny jelajahi akibat keterbatasan sarana prasarana penunjang kegiatan KKN kami :). Semoga kapan-kapan aku bisa berkunjung lagi ke sana. Kalaupun nggak, semoga aku bisa berkunjung ke daerah lain dengan cerita yang gak kalah serunya. Seperti kata Ibn Battuta (yang kucontek dari novel Travelers’ Tale Belok Kanak: Barcelona!), Traveling- it leaves you speechless, then turns you into a storyteller. Traveling- gives you home in thousand strange places, then leaves you a stranger in your own land. Traveling- it offers you a hundred of roads to adventure and gives you heart wings!

0 komentar: