Apa kabar ya kawan-kawan KKN Kalipunten? Apa kabar ya orang-orang yang membantu kegiatan KKN Penuntasan WAJAR DIKDAS 9 Tahun di Kalipuro? Apa kabar ya anak-anak giring KKN Penuntasan WAJAR DIKDAS 9 Tahun Kalipuro? Trus, apa kabar ya posko tercinta?!
Satu persatu arek KKN Kalipunten kembali ke habitatnya masing-masing. Ada juga beberapa yang merantau. Ada yang jadi guru, ada yang kuliah lagi, ada yang sudah menikah & memiliki anak, ada juga yang masih mencari cinta. Selepas KKN dan kembali ke rumah, jadi jarang berkomunikasi. Kangen kalian semua.... Apalagi kalau ingat masa-masa KKN yang tak selalu indah. Kadang kita tertawa bersama, menangis bersama, saling adu argumentasi, bahkan ada yang sampai cinta lokasi! There's so cute moments & kita sepakat untuk tidak ingin melupakan kenangan itu kan?
Oh ya, atas izin dari K Ayun dan Meita, inilah foto keluarga baru arek-arek Kalipunten. Cetta (baby-nya K Ayun) dan Cinta (baby-nya Meita). Yang lain kasih kabar ya....
Selasa, 08 Februari 2011
Kamis, 26 Februari 2009
Reunion
Udah lama c sebenarnya mau menghubungi genk KKN. Mu kasih tau kalau aku buat blog yang menceritakan masa” KKN kami di Banyuwangi. Tapi berhubung isi blognya masih dikit, jadi nunggu udah banyakan. Banyak cerita yang terlupa c, apalagi aku tuh bukan orang yang suka nulis di diary. Pelupa pula! So, kisahnya gak kronologis dan gak detail ^.^v
Baru pas 23 Februari 2009 malam aku send alamat blogku ini ke mereka via SMS. Tanggapannya positif! Ka Ayun paginya SMS aku, send kalau dia udah baca blog Q.
“Aku sampai terharu. Serasa kembali ke Kalipuro. Miz u all girls,” begitu potongan SMSnya.
Siangnya Benk” yang SMS.
“So sweet.”
Dia bahkan meninggalkan coment panjang di salah satu postinganku. Menuturkan kisah awal mula keterdamparan kami di Kalipuro, salah satu kecamatan termiskin di Banyuwangi itu.
----------
“TO farin>>blogna, kalipunten-aluhlangkar.blogspot.com, suer Q terharu ampk gag tau mesti ksh koment apaan.Q serasa kmbali lg pada masa dmn qt hidup d dunia antah berantah y nmnya kalipuro. desa terpencil d ujung banyuwangi y mmberikan bnyak bgt kenangan, gk cm senyuman tp jg air mata tp jg peluh keringat y menemani perjalanan qt 2 bulan disana.
dtg bagai tamu tak diundang y mengemban tugas mulia memberantas anak2 y blum sekolah, membawa mrk agar merasakan bangku sekolah agar nantinya dpt merubah hdp mrk sendiri. dtg hanya berbekal jas almamater y bertuliskan KKN WAJAR UM ternyata gag ckp buat kami untk tahu apa y hrs qt perbuat saat itu. dari 20 orang tak satupun dr kami y tahu akan tmpt y saat itu qt injak. hanya KORCAM sbg ketua KKN ini y mengaku prnh dtg kesitu n itu terjadi saat dia msh TK.gila????trs skr apa y saat itu haru qt lakukan???
satu jam, dua jam bahkan sampai berjam jam kami hnya bs berdiam, pasrah. sedikit bs tersenyum akirnya bantuan itu dtg.
2 buah mobil dtg n membawa qt ke tempat penduduk asli situ y jarak tempuhnya sktr 20 km, jarak itu mgkin dkt kalo jalannya mulus, tp astaga.......senyum kami kmbali harus hilang ketika qt tahu perjalanan menuju ke tmpt org itu (namanya bpk mukawin). sepanjang jaln hanya hutan kopi, semak n dataran tinggi menjulang tanpa penerangan listrik satupun.tak arang, salah satu mbl yg kami tumpangi(Q ikut dlm mbl ini)hrs berhenti cz tak lagi mampu meneruskan perjalanan. mbl itu mengluarkan asap y mengepul entah knp y ad dipikran kami wkt itu adalah kuburan menunggu kita.
dg membawa barang2 ala TKW y mau berangkat kerja, qt hanya mampu duduk d tepi jalan smbl menunggu kalau2 da bantuan dtg. satu, dua orang lewat n tak mampu menolong qt krn mereka sendiri hanya berjalan, mrk hanya mmbrkn informasi kalo di daerah situ tak ada satupun y pnya kendaraan n kalo qt berharap ada truk y menolong qt itu hanya mimpi cz truk itu akan dtg 6 bln sekali yaitu saat panen kopi.mampus......itu pkiran seketikaku.
qt hrs menghubungi temen qt y lebih beruntung sdh bs nyampai di atas duluan,satu lagi maslah y qt hadapi ternyta signal disana blank.qt cm berharap tmn2 qt punya naluri y kuat buat menjemput qt, n tak lama kmdn bnr mobil satunya kmbali k bwh n mlht qt terlunta-lunta. akirnya qt semua bs dbw naek k atas mskpn hrs berkali2.(thanks buat mblnya pak camat).
akhirnya...sampailah qt pd rmh pak mukawin y sgt berbaik hat mau menampung kami dirahnya, pdl jmlh kami 20 orang. waow...sungguh pahlawan buat kita. sampai di situ satu persatu dr kita melepas lelah, berbaring n mandi. upppsss mandi???saat itulah kami baru sadar akan satu hal...pak mukawin n semua penduduk situ gag da yg punya tempat buang air besar. what????qt lagsung tesentak n kamipun gak da y berani makn lantaran tkt y namanya kebelet ke belakang.”
----------
Setiap kali SMS.an, bertemu, atau kontak via friendster, rasanya kami ingin berkumpul lagi. Reuni. Setelah KKN kami sempat bikin reunian c. Terakhir pas buber di warung bambu dekat ITN (foto” buber sama siapa? Jalu dunk!!). Tapi gak semua datang. Formasi posko bawah gak lengkap. Setelah semuanya pergi dari UM, kesempatan untuk bertemu pun semakin sulit karena kami tinggal di kota yang berlainan.
28 Maret ini aku, Dessy, Henny, Lilik, dan Nene akan wisuda (anak posko atas udah pada wisuda?!). Kami kloter ke-2 dari tim KKN Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun di Kecamatan Kalipuro yang lulus. Sebelumnya udah ada Ka Ayun, Bingar, Mitha, Vellyn, Mba Erna, …
Well, liburan semester ntar (Juli) Ka Ayun ngajakin reuni. Berkunjung ke Kalipuro lalu wisata kresek lagi ke Bali. Benk” menyatakan akan ikut serta c. Aku? Mupenk lah!! Tapi belum bisa memastikan. Soalnya aku kan belum kerja. Gak tau bulan Juli ntar free atau gak. Ada duit atau gak (back to Borneo niy…). Tapi semoga saja bisa ikutan. Kangen mu kumpul lagi nih. Mu ke Bali lagi. Ketawa bareng lagi.
Baru pas 23 Februari 2009 malam aku send alamat blogku ini ke mereka via SMS. Tanggapannya positif! Ka Ayun paginya SMS aku, send kalau dia udah baca blog Q.
“Aku sampai terharu. Serasa kembali ke Kalipuro. Miz u all girls,” begitu potongan SMSnya.
Siangnya Benk” yang SMS.
“So sweet.”
Dia bahkan meninggalkan coment panjang di salah satu postinganku. Menuturkan kisah awal mula keterdamparan kami di Kalipuro, salah satu kecamatan termiskin di Banyuwangi itu.
----------
“TO farin>>blogna, kalipunten-aluhlangkar.blogspot.com, suer Q terharu ampk gag tau mesti ksh koment apaan.Q serasa kmbali lg pada masa dmn qt hidup d dunia antah berantah y nmnya kalipuro. desa terpencil d ujung banyuwangi y mmberikan bnyak bgt kenangan, gk cm senyuman tp jg air mata tp jg peluh keringat y menemani perjalanan qt 2 bulan disana.
dtg bagai tamu tak diundang y mengemban tugas mulia memberantas anak2 y blum sekolah, membawa mrk agar merasakan bangku sekolah agar nantinya dpt merubah hdp mrk sendiri. dtg hanya berbekal jas almamater y bertuliskan KKN WAJAR UM ternyata gag ckp buat kami untk tahu apa y hrs qt perbuat saat itu. dari 20 orang tak satupun dr kami y tahu akan tmpt y saat itu qt injak. hanya KORCAM sbg ketua KKN ini y mengaku prnh dtg kesitu n itu terjadi saat dia msh TK.gila????trs skr apa y saat itu haru qt lakukan???
satu jam, dua jam bahkan sampai berjam jam kami hnya bs berdiam, pasrah. sedikit bs tersenyum akirnya bantuan itu dtg.
2 buah mobil dtg n membawa qt ke tempat penduduk asli situ y jarak tempuhnya sktr 20 km, jarak itu mgkin dkt kalo jalannya mulus, tp astaga.......senyum kami kmbali harus hilang ketika qt tahu perjalanan menuju ke tmpt org itu (namanya bpk mukawin). sepanjang jaln hanya hutan kopi, semak n dataran tinggi menjulang tanpa penerangan listrik satupun.tak arang, salah satu mbl yg kami tumpangi(Q ikut dlm mbl ini)hrs berhenti cz tak lagi mampu meneruskan perjalanan. mbl itu mengluarkan asap y mengepul entah knp y ad dipikran kami wkt itu adalah kuburan menunggu kita.
dg membawa barang2 ala TKW y mau berangkat kerja, qt hanya mampu duduk d tepi jalan smbl menunggu kalau2 da bantuan dtg. satu, dua orang lewat n tak mampu menolong qt krn mereka sendiri hanya berjalan, mrk hanya mmbrkn informasi kalo di daerah situ tak ada satupun y pnya kendaraan n kalo qt berharap ada truk y menolong qt itu hanya mimpi cz truk itu akan dtg 6 bln sekali yaitu saat panen kopi.mampus......itu pkiran seketikaku.
qt hrs menghubungi temen qt y lebih beruntung sdh bs nyampai di atas duluan,satu lagi maslah y qt hadapi ternyta signal disana blank.qt cm berharap tmn2 qt punya naluri y kuat buat menjemput qt, n tak lama kmdn bnr mobil satunya kmbali k bwh n mlht qt terlunta-lunta. akirnya qt semua bs dbw naek k atas mskpn hrs berkali2.(thanks buat mblnya pak camat).
akhirnya...sampailah qt pd rmh pak mukawin y sgt berbaik hat mau menampung kami dirahnya, pdl jmlh kami 20 orang. waow...sungguh pahlawan buat kita. sampai di situ satu persatu dr kita melepas lelah, berbaring n mandi. upppsss mandi???saat itulah kami baru sadar akan satu hal...pak mukawin n semua penduduk situ gag da yg punya tempat buang air besar. what????qt lagsung tesentak n kamipun gak da y berani makn lantaran tkt y namanya kebelet ke belakang.”
----------
Setiap kali SMS.an, bertemu, atau kontak via friendster, rasanya kami ingin berkumpul lagi. Reuni. Setelah KKN kami sempat bikin reunian c. Terakhir pas buber di warung bambu dekat ITN (foto” buber sama siapa? Jalu dunk!!). Tapi gak semua datang. Formasi posko bawah gak lengkap. Setelah semuanya pergi dari UM, kesempatan untuk bertemu pun semakin sulit karena kami tinggal di kota yang berlainan.
28 Maret ini aku, Dessy, Henny, Lilik, dan Nene akan wisuda (anak posko atas udah pada wisuda?!). Kami kloter ke-2 dari tim KKN Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun di Kecamatan Kalipuro yang lulus. Sebelumnya udah ada Ka Ayun, Bingar, Mitha, Vellyn, Mba Erna, …
Well, liburan semester ntar (Juli) Ka Ayun ngajakin reuni. Berkunjung ke Kalipuro lalu wisata kresek lagi ke Bali. Benk” menyatakan akan ikut serta c. Aku? Mupenk lah!! Tapi belum bisa memastikan. Soalnya aku kan belum kerja. Gak tau bulan Juli ntar free atau gak. Ada duit atau gak (back to Borneo niy…). Tapi semoga saja bisa ikutan. Kangen mu kumpul lagi nih. Mu ke Bali lagi. Ketawa bareng lagi.
Jumat, 20 Februari 2009
Bali, Bali, ke Bali yuk..!!
Sabtu, 14 Juli 2007, untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Pulau Dewata. Waktu itu aku pergi sama kawan” Geografi, izin dari KKN coz ada rapat koordinasi Ikatan Mahasiswa Geografi Regional Jawa Bagian Timur di Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSA), Singaraja.
Sebulan kemudian aku bekpek-an lagi. Tepatnya 24 Agustus 2007. Masih ke Bali, tapi sama kawan-kawan KKN. Kami pergi berdelapan, cewek semua lagi! Kami niat banget ke Bali soalnya selama KKN kasarnya kami gak pernah refreshing kemana-mana (batal ke Ijen pula, hiks!!).
Kami pikir masak hampir setiap hari yang diliat pulaunya doank, padahal tinggal nyebrang. Terserah deh ke Bali naik apa, tidur di mana, dan ke mana aja. Yang penting bisa jalan-jalan di Bali! Habis nunggu terencana dan terorganisir kayaknya ribet banget. Dan itu pun ternyata bikin keributan di KKN-an. Kami baru dapat izin sehari sebelum balik ke Malang. Dengan kebersamaan, semangat 45, dan iringan lagu Kemesraan dan Lembayung Bali, kami pun travelling dengan riang. Bikin iri Mba Wowon, anak KKN WAJAR di Banyuwangi juga tapi beda kecamatan coz mereka gak ada acara kemana-mana after kerja keras selama lebih dari dua bulan.
Kami nyebrang nebeng salah satu feri (kapalnya bagus dan bersih). Kok nebeng?
Soalnya kami naik gratisan :p Kebetulan salah satu kawanku kenalan sama pemiliknya waktu cari dana buat seminar KKN kami. Nah, beliau nawarin kalau mau ke Bali hubungin aja biar bisa nyebrang gratisan, hHe... Kami pun akhirnya berlarian sampai diliatin orang-orang di pelabuhan karena waktu kami datang ferinya udah mau berangkat ^.^v
Di Gilimanuk, di pos pemeriksaan orang –orang yang mau masuk-keluar Bali, kawanku yang gak bisa liat polisi muda dikit aja (ayahnya polisi, mantan Co.nya juga) langsung sempatin kenalan sama para polisi yang jaga di sana. Tambah kenalan gitu deh. Hitung-hitung kalau kami kenapa-kenapa di sana ada orang yang bisa dikontak :)
Kami ke Denpasar naik bis. Berkat dia juga ongkos bis kami cuman 15 ribu (cowok-cowok dari Yogya yang satu bis sama kami cuman berhasil nawar sampai angka 18 ribu). Sepanjang perjalanan, namanya sekumpulan cewek, eror lagi! Pastilah rame. Cowok-cowok dari Yogya yang duduk di depan kami aja sampai ketawa, heran, plus takjub waktu diceritain apa motif dan tujuan kami ke Bali. Sayang lagi-lagi aku gak sempat nikmatin matahari tenggelam di Kuta gara-gara sampainya kemalaman. Jadi sesampainya di Ubung, kami langsung carter angkot ke kontrakannya kawan yang udah beberapa tahun tinggal di sana.
Berhubung udah malam, capek, gak dapat motor sewaan, akhirnya kami cuman nonton tv (yang selama di KKN-an jadi barang mahal coz posko kami gak ada tv-nya). Besoknya, setelah subuhan kami jalan kaki dengan tujuan pantai Sanur, mau liat matahari terbit. Karena cukup jauh, kami sampai saat hari sudah terang. Itupun gak persis di pantai Sanurnya. Sempat sedih coz kami pikir ketinggalan matahari terbit, baru mau selonjoran kaki di pasir pantai tiba-tiba matahari perlahan naik di ufuk barat. Well, rezeki kami mungkin. Kami pun kegirangan gak jelas kayak gak pernah lihat matahari selama setengah tahun (kayak di kutub aja!).
Setelah puas, kami pun kembali berjalan kaki menelusuri jalanan Sanur. Lagi-lagi kami gak dapat motor sewaan (buat turis domestik rada sulit ya?! Atau kebetulan aja kami gak dapat coz lagi musim turis datang ke Bali?). Kami pun mutusin carter angkot ke Sukowati (tujuan utama tentunya beli bed cover!). Sebenarnya sih belum puas blanja. Berhubung waktu mepet coz kami harus sampai di Banyuwangi sebelum malam, kami pun harus bergegas (apalagi jadwal kami udah molor gara-gara cari motor sewaan dan keasikan blanja di Sukowati ^-^).
Untungnya selama diperjalanan kami ngontak dosen yang ditugasin buat jemput rombongan KKN. So, walau telat-telat dikit kami gak kena marah. Beliau maklum kalau kami minta waktu buat refreshing setelah kerja keras. Alhamdulillah kami selamat selama travelling. Karena pulang-pergi Bali nyebrang gratisan, tidur gratisan di kontrakan kawan, pulang dari Bali kami bawa banyak kresek dengan bawa duit pembagian hasil kerja keras di KKN-an yang terbilang pas-pasn, akhirnya kami istilahkan travelling kami dengan nama wisata kresek. Yach, sedikit di bawah level wisata ala ransel lah ^.^v.
Inilah hidup. Selagi masih bisa buy experience (walau kayaknya susah tuk sekalian ngelepas buy things, hHe...), kenapa gak. Apalagi kalau jarang-jarang bisa dilakuin. Well, kapan lagi yach aku bisa kayak itu?!
Sebulan kemudian aku bekpek-an lagi. Tepatnya 24 Agustus 2007. Masih ke Bali, tapi sama kawan-kawan KKN. Kami pergi berdelapan, cewek semua lagi! Kami niat banget ke Bali soalnya selama KKN kasarnya kami gak pernah refreshing kemana-mana (batal ke Ijen pula, hiks!!).
Kami pikir masak hampir setiap hari yang diliat pulaunya doank, padahal tinggal nyebrang. Terserah deh ke Bali naik apa, tidur di mana, dan ke mana aja. Yang penting bisa jalan-jalan di Bali! Habis nunggu terencana dan terorganisir kayaknya ribet banget. Dan itu pun ternyata bikin keributan di KKN-an. Kami baru dapat izin sehari sebelum balik ke Malang. Dengan kebersamaan, semangat 45, dan iringan lagu Kemesraan dan Lembayung Bali, kami pun travelling dengan riang. Bikin iri Mba Wowon, anak KKN WAJAR di Banyuwangi juga tapi beda kecamatan coz mereka gak ada acara kemana-mana after kerja keras selama lebih dari dua bulan.
Kami nyebrang nebeng salah satu feri (kapalnya bagus dan bersih). Kok nebeng?
Soalnya kami naik gratisan :p Kebetulan salah satu kawanku kenalan sama pemiliknya waktu cari dana buat seminar KKN kami. Nah, beliau nawarin kalau mau ke Bali hubungin aja biar bisa nyebrang gratisan, hHe... Kami pun akhirnya berlarian sampai diliatin orang-orang di pelabuhan karena waktu kami datang ferinya udah mau berangkat ^.^v
Di Gilimanuk, di pos pemeriksaan orang –orang yang mau masuk-keluar Bali, kawanku yang gak bisa liat polisi muda dikit aja (ayahnya polisi, mantan Co.nya juga) langsung sempatin kenalan sama para polisi yang jaga di sana. Tambah kenalan gitu deh. Hitung-hitung kalau kami kenapa-kenapa di sana ada orang yang bisa dikontak :)
Kami ke Denpasar naik bis. Berkat dia juga ongkos bis kami cuman 15 ribu (cowok-cowok dari Yogya yang satu bis sama kami cuman berhasil nawar sampai angka 18 ribu). Sepanjang perjalanan, namanya sekumpulan cewek, eror lagi! Pastilah rame. Cowok-cowok dari Yogya yang duduk di depan kami aja sampai ketawa, heran, plus takjub waktu diceritain apa motif dan tujuan kami ke Bali. Sayang lagi-lagi aku gak sempat nikmatin matahari tenggelam di Kuta gara-gara sampainya kemalaman. Jadi sesampainya di Ubung, kami langsung carter angkot ke kontrakannya kawan yang udah beberapa tahun tinggal di sana.
Berhubung udah malam, capek, gak dapat motor sewaan, akhirnya kami cuman nonton tv (yang selama di KKN-an jadi barang mahal coz posko kami gak ada tv-nya). Besoknya, setelah subuhan kami jalan kaki dengan tujuan pantai Sanur, mau liat matahari terbit. Karena cukup jauh, kami sampai saat hari sudah terang. Itupun gak persis di pantai Sanurnya. Sempat sedih coz kami pikir ketinggalan matahari terbit, baru mau selonjoran kaki di pasir pantai tiba-tiba matahari perlahan naik di ufuk barat. Well, rezeki kami mungkin. Kami pun kegirangan gak jelas kayak gak pernah lihat matahari selama setengah tahun (kayak di kutub aja!).
Setelah puas, kami pun kembali berjalan kaki menelusuri jalanan Sanur. Lagi-lagi kami gak dapat motor sewaan (buat turis domestik rada sulit ya?! Atau kebetulan aja kami gak dapat coz lagi musim turis datang ke Bali?). Kami pun mutusin carter angkot ke Sukowati (tujuan utama tentunya beli bed cover!). Sebenarnya sih belum puas blanja. Berhubung waktu mepet coz kami harus sampai di Banyuwangi sebelum malam, kami pun harus bergegas (apalagi jadwal kami udah molor gara-gara cari motor sewaan dan keasikan blanja di Sukowati ^-^).
Untungnya selama diperjalanan kami ngontak dosen yang ditugasin buat jemput rombongan KKN. So, walau telat-telat dikit kami gak kena marah. Beliau maklum kalau kami minta waktu buat refreshing setelah kerja keras. Alhamdulillah kami selamat selama travelling. Karena pulang-pergi Bali nyebrang gratisan, tidur gratisan di kontrakan kawan, pulang dari Bali kami bawa banyak kresek dengan bawa duit pembagian hasil kerja keras di KKN-an yang terbilang pas-pasn, akhirnya kami istilahkan travelling kami dengan nama wisata kresek. Yach, sedikit di bawah level wisata ala ransel lah ^.^v.
Inilah hidup. Selagi masih bisa buy experience (walau kayaknya susah tuk sekalian ngelepas buy things, hHe...), kenapa gak. Apalagi kalau jarang-jarang bisa dilakuin. Well, kapan lagi yach aku bisa kayak itu?!
Seminar Hasil Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun di Kabupaten Banyuwangi
Seminar hasil di kecamatan sudah. Sukses pula! Sekarang koordinasi dengan tim KKN Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun yang bertugas di Kecamatan Wongsorejo d untuk melaksanakan seminar hasil di kabupaten. Rapat antar dua kecamatan ini pun cukup sering diadakan. Kadang di Wogsorejo, kadang di Kalipuro. Kedua tim pun kembali mencari dana untuk keberlangsungan seminar yang menjadi tugas terakhir kami di Kabupaten Banyuwangi ini. Seminarnya sendiri akan dilakukan di pendopo kabupaten, tempat kami diserahterimakan oleh pihak universitas kepada Bupati Banyuwangi untuk melakukan tugas menuntaskan Wajar Dikdas 9 Tahun.
Sempat mengalami beberapa masalah c. Untungnya dosen pembimbing lapangan (DPL) kami turut membantu. Maka terlaksanalah Seminar Hasil Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun di Kabupaten Banyuwangi yang dilakukan oleh tim KKN Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Universitas Negeri Malang...
Mengingat seminar kecamatan kami yang berlangsung cukup ‘panas’, sempat takut juga c kalau seminar kabupaten bakal berlangsung lebih ‘panas’ dan menegangkan. Tapi alhamdulillah ketakutan kami tidak terbukti. Seminar kabupaten berjalan lancar, gak terlalu ‘panas’, dan cukup menyenangkan. Undangan yang datang juga cukup banyak. Camat, lurah, kades, pejabat yang berkepentingan, …. Sayangnya lagi-lagi kami gak berkesempatan bertemu dengan Bupati Banyuwangi (jarang-jarang kan ada bupati perempuan!). Hari itu kehadiran bupati diwakilkan oleh wakil bupati (ajudannya manis loh. Sayang, gak ada satu pun dari kami yang berkesempatan untuk jalan-jalan dengannya. Ngobrol tok!! hHe… ^.^v).
Seminar kabupaten udah, masih ada waktu beberapa hari di Banyuwangi. Ngapain yach sebelum kembali ke Malang?! Rekreasi?! Itu c yang direncakan, baik oleh tim KKN Kalipuro maupun Wongsorejo. Lagi-lagi ada satu tempat yang paling banyak direkomendasikan. BALI!! So close, masa gak kesana?! Masa setiap hari memandangi pulaunya ajah…
Sempat mengalami beberapa masalah c. Untungnya dosen pembimbing lapangan (DPL) kami turut membantu. Maka terlaksanalah Seminar Hasil Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun di Kabupaten Banyuwangi yang dilakukan oleh tim KKN Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Universitas Negeri Malang...
Mengingat seminar kecamatan kami yang berlangsung cukup ‘panas’, sempat takut juga c kalau seminar kabupaten bakal berlangsung lebih ‘panas’ dan menegangkan. Tapi alhamdulillah ketakutan kami tidak terbukti. Seminar kabupaten berjalan lancar, gak terlalu ‘panas’, dan cukup menyenangkan. Undangan yang datang juga cukup banyak. Camat, lurah, kades, pejabat yang berkepentingan, …. Sayangnya lagi-lagi kami gak berkesempatan bertemu dengan Bupati Banyuwangi (jarang-jarang kan ada bupati perempuan!). Hari itu kehadiran bupati diwakilkan oleh wakil bupati (ajudannya manis loh. Sayang, gak ada satu pun dari kami yang berkesempatan untuk jalan-jalan dengannya. Ngobrol tok!! hHe… ^.^v).
Seminar kabupaten udah, masih ada waktu beberapa hari di Banyuwangi. Ngapain yach sebelum kembali ke Malang?! Rekreasi?! Itu c yang direncakan, baik oleh tim KKN Kalipuro maupun Wongsorejo. Lagi-lagi ada satu tempat yang paling banyak direkomendasikan. BALI!! So close, masa gak kesana?! Masa setiap hari memandangi pulaunya ajah…
Kamis, 19 Februari 2009
Seminar Hasil Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun di Kecamatan Kalipuro
14 Agustus 2007.
Gak terasa dua bulan sudah kami berada di Kabupaten Banyuwangi. KKN Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun di Kecamatan Kalipuro segera berakhir. Untungnya walau gak jadi ke Gunung Ijen (hiks!!) aku sudah pergi ke beberapa tempat (dengan mencuri-curi kesempatan tentunya). Kaliklatak, Pulau Santan, Kota Banyuwangi, …, bahkan Bali!!
Tapi, sebelum kembali ke Malang kami harus menyeminarkan hasil dari KKN kami. Ada dua seminar hasil yang harus kami adakan. Seminar kecamatan dan seminar kabupaten (duet dengan tim KKN Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun Kecamatan Wongsorejo).
Seminar kecamatan kami adakan di sebuah hotel yang berada di Desa Ketapang. Kami pergi ke sana numpak pick up (lagi-lagi Mas Epi yang jadi superhero kami, hehe…). Sepanjang perjalanan Mas Epi lagi-lagi tersenyum melihat tingkah polah kami dari pantulan spion. Sekumpulan cewek yang tetap fun walau harus kepanasan di atas pick up. Kami dengan cueknya berfoto-foto, bahkan menyanyikan Mars Wajar Dikdas 9 tahun dan Terima Kasih Guruku yang nanti akan kami nyanyikan juga di pembukaan seminar kecamatan. Well, bagi Mas Epi kami tuh memang cantik, lucu, dan menyenangkan. Untungnya Mas Epi tuh selain muda juga masih single. Jadi gak jarang kami pun suka menggodanya ^_^
Lokasi hotel tempat kami seminar kecamatan keren banget! Berada di tepian Selat Bali yang berwarna hijau-biru. Angin laut mengisi paru-paru dan memberikan kesejukan. Peserta yang ikut pun cukup banyak, terdiri dari undangan (wakil dari kelurahan dan desa yang berada di Kecamatan Kalipuro) serta guru-guru dan masyarakat Kecamatan Kalipuro yang peduli dengan pendidikan di wilayahnya. Walau molor sampai hampir satu jam, alhamdulillah seminar kami yang sempat ‘panas’ berjalan dengan sukses. Masyarakat menyambut antusias kehadiran kami di desa mereka. Mereka pun menyatakan bahwa kehadiran kami membantu mereka mencari solusi mengenai masalah pendidikan di kecamatan Kalipuro.
Senang dan tentu saja bangga meliputi perasaan kami. Gak sia-sia rasanya turun-naik gunung, tidur lesehan, bahkan harus berdebat hebat ketika rapat dengan kawan satu tim KKN, … jika akhirnya kehadiran kami bisa memberikan manfaat dan kebahagiaan bagi banyak orang. Selesai seminar, gak ada salahnya kan kami santai sejenak menikmati indahnya pemandangan yang ditawarkan Selat Bali?!
Gak terasa dua bulan sudah kami berada di Kabupaten Banyuwangi. KKN Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun di Kecamatan Kalipuro segera berakhir. Untungnya walau gak jadi ke Gunung Ijen (hiks!!) aku sudah pergi ke beberapa tempat (dengan mencuri-curi kesempatan tentunya). Kaliklatak, Pulau Santan, Kota Banyuwangi, …, bahkan Bali!!
Tapi, sebelum kembali ke Malang kami harus menyeminarkan hasil dari KKN kami. Ada dua seminar hasil yang harus kami adakan. Seminar kecamatan dan seminar kabupaten (duet dengan tim KKN Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun Kecamatan Wongsorejo).
Seminar kecamatan kami adakan di sebuah hotel yang berada di Desa Ketapang. Kami pergi ke sana numpak pick up (lagi-lagi Mas Epi yang jadi superhero kami, hehe…). Sepanjang perjalanan Mas Epi lagi-lagi tersenyum melihat tingkah polah kami dari pantulan spion. Sekumpulan cewek yang tetap fun walau harus kepanasan di atas pick up. Kami dengan cueknya berfoto-foto, bahkan menyanyikan Mars Wajar Dikdas 9 tahun dan Terima Kasih Guruku yang nanti akan kami nyanyikan juga di pembukaan seminar kecamatan. Well, bagi Mas Epi kami tuh memang cantik, lucu, dan menyenangkan. Untungnya Mas Epi tuh selain muda juga masih single. Jadi gak jarang kami pun suka menggodanya ^_^
Lokasi hotel tempat kami seminar kecamatan keren banget! Berada di tepian Selat Bali yang berwarna hijau-biru. Angin laut mengisi paru-paru dan memberikan kesejukan. Peserta yang ikut pun cukup banyak, terdiri dari undangan (wakil dari kelurahan dan desa yang berada di Kecamatan Kalipuro) serta guru-guru dan masyarakat Kecamatan Kalipuro yang peduli dengan pendidikan di wilayahnya. Walau molor sampai hampir satu jam, alhamdulillah seminar kami yang sempat ‘panas’ berjalan dengan sukses. Masyarakat menyambut antusias kehadiran kami di desa mereka. Mereka pun menyatakan bahwa kehadiran kami membantu mereka mencari solusi mengenai masalah pendidikan di kecamatan Kalipuro.
Senang dan tentu saja bangga meliputi perasaan kami. Gak sia-sia rasanya turun-naik gunung, tidur lesehan, bahkan harus berdebat hebat ketika rapat dengan kawan satu tim KKN, … jika akhirnya kehadiran kami bisa memberikan manfaat dan kebahagiaan bagi banyak orang. Selesai seminar, gak ada salahnya kan kami santai sejenak menikmati indahnya pemandangan yang ditawarkan Selat Bali?!
Ijen Tinggal Harapan
Ijen tuh bisa dibilang dekat banget sama posko kami. Tambah mupenk waktu kami nonton tv (di rumah Bu Sri, induk semar kami tentunya coz di posko kami gak punya tv), Medina Kamil lagi ber-Jejak Petualang di sana. Melihat kawahnya yang berwarna biru-hijau diselimuti asap belerang, argh… Aku harus kesana!! Itu harapanku waktu itu.
“Aku sering ke sana,” kata Mas Epi saat aku bertanya-tanya soal pendakian ke Ijen. Tapi sayang, Mas Epi lagi gak bisa ngajak kami ke sana. So, waktu orang-orang di desanya Ka Ayun pendataan ngajak kami ke Ijen, kami pun hepi banget!! Walau gak semua dari kami bakal pergi, kami menyambut hari itu dengan penuh suka cita. Biasanya kami tuh masih bermalas-malasan di pagi hari, pas hari yang dijanjikan kami mandi pagi… sekali (biasanya pergi pendataan aja gak pakai mandi, dingin c!!). Kami juga bela-belain masak sepagi mungkin. Tapi…
Satu jam… Dua jam… Yang ditunggu-tunggu kok gak datang-datang?! Membunuh kebosanan kami nyetel film di laptopku. 1 disk abis, lanjut ke disk 2. Disk 2 selesai, tetap gak ada yang menjemput kami. Ka Ayun sampai kesal dan bilang gak akan pamitan sama orang-orang di desanya pendataan (yang menjajiinya pergi ke Ijen). Yang awalnya cuma lepas kaos kaki dan jilbab, satu persatu dari kami akhirnya ganti pakaian.
Sedih dan kesal banget deh!! Ijen, sudah sedekat ini, kapan lagi punya kesempatan ke sana kalau gak sekarang?! Walau aku yang terlihat paling mupenk mau ke Ijen, ternyata Ka Ayun sampai terbawa mimpi dan ngigau pingin menjejakkan kakinya di sana. Ya udah. Gak jadi ke Ijen, paling gak planning kami ke Bali harus terlaksana!!
About Ijen Crater
The magnificent turquoise sulfur, the volcanic crater lake at an elevation of 2883 m above sea level and is surrounded by the volcano’s sheer crater walls, where the focal point for a visit here is spectacular blue green lake inside of the Ijen Crater. By the lake are many streaming fumaroles where sulfur miners collect bright yellow sulfur and carry 60-80 kg loads of it in baskets along a steep trail to Paltuding, down the mountain. Located in Licin Sub District, 45 km form the city of Banyuwangi (Banyuwangi Tourist Map).
“Aku sering ke sana,” kata Mas Epi saat aku bertanya-tanya soal pendakian ke Ijen. Tapi sayang, Mas Epi lagi gak bisa ngajak kami ke sana. So, waktu orang-orang di desanya Ka Ayun pendataan ngajak kami ke Ijen, kami pun hepi banget!! Walau gak semua dari kami bakal pergi, kami menyambut hari itu dengan penuh suka cita. Biasanya kami tuh masih bermalas-malasan di pagi hari, pas hari yang dijanjikan kami mandi pagi… sekali (biasanya pergi pendataan aja gak pakai mandi, dingin c!!). Kami juga bela-belain masak sepagi mungkin. Tapi…
Satu jam… Dua jam… Yang ditunggu-tunggu kok gak datang-datang?! Membunuh kebosanan kami nyetel film di laptopku. 1 disk abis, lanjut ke disk 2. Disk 2 selesai, tetap gak ada yang menjemput kami. Ka Ayun sampai kesal dan bilang gak akan pamitan sama orang-orang di desanya pendataan (yang menjajiinya pergi ke Ijen). Yang awalnya cuma lepas kaos kaki dan jilbab, satu persatu dari kami akhirnya ganti pakaian.
Sedih dan kesal banget deh!! Ijen, sudah sedekat ini, kapan lagi punya kesempatan ke sana kalau gak sekarang?! Walau aku yang terlihat paling mupenk mau ke Ijen, ternyata Ka Ayun sampai terbawa mimpi dan ngigau pingin menjejakkan kakinya di sana. Ya udah. Gak jadi ke Ijen, paling gak planning kami ke Bali harus terlaksana!!
About Ijen Crater
The magnificent turquoise sulfur, the volcanic crater lake at an elevation of 2883 m above sea level and is surrounded by the volcano’s sheer crater walls, where the focal point for a visit here is spectacular blue green lake inside of the Ijen Crater. By the lake are many streaming fumaroles where sulfur miners collect bright yellow sulfur and carry 60-80 kg loads of it in baskets along a steep trail to Paltuding, down the mountain. Located in Licin Sub District, 45 km form the city of Banyuwangi (Banyuwangi Tourist Map).
Formasi Posko Bawah
Awalnya c posko bawah diperuntukkan buat kostnya cewek, posko atas (rumah dinas camat) buat kostnya cowok. Tapi karena sesuatu dan lain hal, akhirnya posko atas juga difungsikan buat kostnya beberapa cewek. Jadi, sempurnalah formasi cewek-cewek posko bawah yang erornya gak ada matinya… :p
Posko bawah tuh terdiri dari:
Ka Ayun, Bahasa dan Sastra Indonesia 2003 asal Jombang
Mba Erna, Fisika 2003 asal Magetan
Bingar, Fisika 2004 asal Kediri
Vellyn, Fisika 2004 asal Lumajang
Farina, Geografi 2004 asal Banjarmasin
Ariza, Geografi 2004 asal Kediri
Lilik Rosita, Geografi 2004 asal Jombang
Nene, Geografi 2004 asal Blitar
Desy, Sejarah 2004 asal Pelaihari
Heny, Bahasa dan Sastra Indonesia 2004 asal Kediri
Mita, Kimia 2004 asal Banyuwangi
Mba Imei, Administrasi Pendidikan 2003 asal Malang
Ada satu orang lagi c sebenarnya. Tapi beliau ini nomaden. Kadang di posko atas, kadang di posko bawah. Jadi hampir gak dianggap anak posko bawah (hHe, sori ya mba! ^.^v). Beliau ini siapa lagi kalau bukan Mba Vice, Bahasa dan Sastra Indonesia 2003 asal Malang yang merupakan Bu Cam KKN Wajar Dikdas 9 tahun di Kecamatan Kalipuro.
Yang khas dari anak posko bawah adalah…
Walaupun kerjaan numpuk, gak bisa nonton TV, gak dapat jatah libur, sakit gara-gara turun naik gunung buat pendataan dan penggiringan (termasuk gara-gara tidur di lantai selama 2 bulan), atau habis kres sama anak posko atas, mereka tetap ngegilani!! Walaupun suka becanda tapi sungguh-sungguh dalam bekerja. Konyol, eror, dan kompak!!
Satu impian terbesar mereka ketika memilih atau ditempatkan di Banyuwangi apalagi kalau bukan BUDAL NANG MBALI!! Habisnya, masa setiap hari cuma bisa memandang pulaunya tanpa bisa menginjakkan kaki di sana. Gak asik banget kan…
Posko bawah tuh terdiri dari:
Ka Ayun, Bahasa dan Sastra Indonesia 2003 asal Jombang
Mba Erna, Fisika 2003 asal Magetan
Bingar, Fisika 2004 asal Kediri
Vellyn, Fisika 2004 asal Lumajang
Farina, Geografi 2004 asal Banjarmasin
Ariza, Geografi 2004 asal Kediri
Lilik Rosita, Geografi 2004 asal Jombang
Nene, Geografi 2004 asal Blitar
Desy, Sejarah 2004 asal Pelaihari
Heny, Bahasa dan Sastra Indonesia 2004 asal Kediri
Mita, Kimia 2004 asal Banyuwangi
Mba Imei, Administrasi Pendidikan 2003 asal Malang
Ada satu orang lagi c sebenarnya. Tapi beliau ini nomaden. Kadang di posko atas, kadang di posko bawah. Jadi hampir gak dianggap anak posko bawah (hHe, sori ya mba! ^.^v). Beliau ini siapa lagi kalau bukan Mba Vice, Bahasa dan Sastra Indonesia 2003 asal Malang yang merupakan Bu Cam KKN Wajar Dikdas 9 tahun di Kecamatan Kalipuro.
Yang khas dari anak posko bawah adalah…
Walaupun kerjaan numpuk, gak bisa nonton TV, gak dapat jatah libur, sakit gara-gara turun naik gunung buat pendataan dan penggiringan (termasuk gara-gara tidur di lantai selama 2 bulan), atau habis kres sama anak posko atas, mereka tetap ngegilani!! Walaupun suka becanda tapi sungguh-sungguh dalam bekerja. Konyol, eror, dan kompak!!
Satu impian terbesar mereka ketika memilih atau ditempatkan di Banyuwangi apalagi kalau bukan BUDAL NANG MBALI!! Habisnya, masa setiap hari cuma bisa memandang pulaunya tanpa bisa menginjakkan kaki di sana. Gak asik banget kan…
Langganan:
Postingan (Atom)